Sabtu, 23 Agustus 2008

Manusia Garam

. Sabtu, 23 Agustus 2008

Tahukah anda, siapakah manusia garam itu? Di bawah saya tampilkan sabda-sabda Nabi Muhammad SAW.


يَِأْتِي زَمَانٌ يَغْزُو فِئَامٌ مِنَ النَّاسِ فَيُقَالُ: فِيكُمْ مَنْ صَحِبَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَيُقَالُ: نَعَمْ، فَيُفْتَحُ عَلَيْهِمْ، ثُمَّ يَأْتِي زَمَانٌ فَيُقَالُ: فِيكُمْ مَنْ صَحِبَ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟فَيُقَالُ: نَعَمْ، فَيُفْتَحُ عَلَيْهِمْ، ثُمَّ يَأْتِي زَمَانٌ فَيُقَالُ: مَنْ صَحِبَ صَاحِبَ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟فَيُقَالُ: نَعَمْ، فَيُفْتَحُ




Sedang datang satu zaman yang sekelompok manusia berperang, lalu dikatakan: Apakah di kalangan kamu ada orang yang menjadi sahabat Nabi saw? Lalu dikatakan: Ya betul, lalu dibukalah atas mereka, Lalu datang satu zaman lagi, maka diucapkan: Apakah di kalangan kamu ada orang yang menjadi sahabat para sahabat Nabi saw (tabi’in)? Lalu dikatan: Ya, betul, maka dibukakan atas mereka kemudian datanglah satu zaman, lalu dikatakan: Apakah di kalangan kamu ada orang yang menjadi sahabat orang yang menjadi sahabat dari para sahabat Nabi saw (tabi’it-tabi’in)? Lalu dikatakan: Ya betul, lalu dibukakan (Al-Bukhari, Muslim dari Abu Sa’id ra dan (Kanzul-Ummal, Juz XI/32507)

إِنَّ مَثَلَ أَصْحَابِي فِى أُمَّتِي كَالْمِلْحِ فِى الطَّعَامِ، فَلاَ يَصْلُحُ الطَّعَامُ إِلاَّ بِالْمِلْحِ

Sesungguhnya perumpamaan para sahabatku dalam umatku adalah bagaikan garam dalam makanan, maka tidak enak makanan itu kecuali dengan garam (Ibnul Mubarak dari Anas ra dan Kanzul-Ummal, Juz XI/32510)

تُوشِكُونَ أَنْ تَكُونُوا فِى النَّاسِ كَالْمِلْحِ فِى الطَّعَامِ، وَلاَ يَصْلُحُ الطَّعَامُ إِلاَّ بِالْمِلْحِ

Hampir-hampir kamu berada di kalangan manusia seperti garam dalam makanan, dan makanan itu tidak enak kecuali dengan garam ((Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, Sa’id bin Manshur dalam Sunannya dari Samrah ra dan Kanzul-Ummal, Juz XI/32511)

إِنَّ اللهَ تَعَالَى جَعَلَ النُّجُومَ أَمَانًا لِأَهْلِ السَّمَاءِ، فَإِذَا طُمِسَتْ اقْتَرَبَ لِأَهْلِ السَّمَاءِ مَا يُوعَدُونَ، وَإِنَّ اللهَ جَعَلَ أَصْحَابِي أَمَانًا لِأُمَّتِي، فَإِذَا هَلَكَ أَصْحَابِي اقْتَرَبَ لِأُمَّتِي مَا يُوعَدُونَ

Sesungguhnya Allah ta’ala telah menjadikan bintang-bintang tunduk (perlindungan) bagi penghuni langit, maka apabila itu dijauhi apa yang diancamkan bagi penghuni langit menjadi dekat, dan sesungguhnya Allah menjadikan para sahabatku perlindungan bagi umatku. Maka apabia para sahabatku sudah tiada, berarti apa yang diancamkan bagi umatku sudah dekat (Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dari Abdullah bin Al-Masturid ra dan Kanzul-Ummal, Juz XI/32512)

اَلإِسْلاَمُ عُرْيَانُ فَلِبَاسُهُ الْحَيَاءُ وَزِينَتُهُ الْوَفَاءُ وَمُرُوئَتُهُ الْعَمَلُ الصَّالِحُ وَعِمَارَتُهُ الْوَرَعُ، وَلِكُلِّ شَيْئٍ أَسَاسٌ وَأَسَاسُ اْلإِسْلاَمِ حُبُّ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحُبُّ أَهْلِ بَيْتِهِ

Islam itu telanjang, maka pakaiannya adalah rasa malu, perhiasannya adalah menunaikan janji, kehormatannya adalah amal saleh dan bangunannya adalah menjauhi setiap yang tidak baik. Segala sesuatu mempunyai pondasi, sedang pondasi Islam adalah mencintai para sahabat Rasulullah saw dan mencintai keluarga rumahnya (Ibnu An-Najjar dari Al-Husain bin Ali ra dan Kanzul-Ummal, Juz XI/32523)

مَنْ أَحَبَّ جَمِيعَ أَصْحَابِي وَتَوَلاَّهُمْ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمْ جَعَلَهُ اللهُ مَعَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِى الْجَنَّةِ

Siapa yang mencintai semua sahabatku dan melindungi mereka serta memohonkan ampunan bagi mereka, maka Allah menjadikan bersama mereka pada Hari Qiamat di Surga (Ibnu Arafah Al-Abdi dari Jama’ termasuk sahabat ra dan Kanzul-Ummal, Juz XI/32524)

مَنْ أَحَبَّ أَصْحَابِي وَأَزْوَاجِي وَأَحْبَابِي وَأَهْلَ بَيْتِي وَلَمْ يَطْعَنْ فِى أَحَدٍ مِنْهُمْ وَخَرَجَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَحَبَّتِهِمْ كَانَ مَعِي فِى دَرَجَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Siapa yang mencintai para sahabatku, para istriku, para kekasihku dan keluarga rumahku sedang ia tidak mencela seorang pun dari mereka serta ia keluar dari dunia karena mencintai mereka, maka ia bersamaku dalam derajatku pada Hari Qiamat (Al-Malau dalam Sairahnya dari Ibnu Abbas ra dan Kanzul-Ummal, Juz XI/32525)


Komentar:
Dari beberapa Hadis tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa:
1. Kecintaan para sahabat, tabi’in dan tabi’it-tabi’in kepada Rasulullah saw sangat tinggi kualitasnya sehingga Allah ta’ala menghargai pengorbanan mereka sampai-sampai Allah ta’ala berjanji jika ada pasukan muslim berperang yang di dalamnya ada unsure dari mereka akan diberi kemenangan.
2. Prestasi dan peran para sahabat Rasulullah saw dalam menegakkan dan menyiarkan Islam itu laksana garam dalam suatu makanan sehingga tanpa mereka itu umat manusia tidak akan dapat merasakan nikmatnya Islam
3. Seorang muslim tidak akan mencapai kemuliaan, bahkan akan dihinakan apabila:
a) Tidak memiliki rasa malu, karena orang tak bermalu itu mudah berbuat amalan tercela dan buruk ibarat seorang telanjang berada di tengah-tengah masyarakat
b) Tidak membuat program atau tidak berjanji untuk ikut serta memperjuangkan kemajuan, kebaikan dan keindahan Islam, karena keindahan seorang muslim itu terlihat dari pelaksanaan program-programnya, ibarat perhiasan yang dapat mempercantik wanita yang mengenakannya.
c) Tidak beramal shaleh, karena kehormatan seorang muslim itu berada pada amal shaleh yang dilakukannya.
d) Tidak mampu mencegah diri dari perbuatan tercela, nista dan buruk, karena kedamaian dan kemuliaan seorang muslim itu terlihat jika ia mampu mencegah diri dari segala perbuatan tercela dan buruk, ibarat seorang manusia yang memiliki rumah yang sehat.
4. Bukti seorang muslim itu adalah mencintai para sahabat Rasulullah saw, para istri beliau, orang-orang yang dicintai beliau dan ahlul-bait serta memohonkan ampunan bagi mereka. Sebaliknya jangan sampai mencela mereka, sebab mereka itu para hamba Allah yang ikut berperan dalam proses sampainya ajaran Islam kepada kita yang dengan itu Allah ta’ala ridha dan memasukkan kita ke dalam Surga-Nya insya Allah, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran:

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

Dan orang-orang bertaqwa digiring kepada Tuhan mereka ke dalam Surga dalam rombongan-rombongan. Hingga apabila mereka sampai padanya dan dibukakan pintu-pintunya, dan berkata kepada mereka penjaga-penjaganya ‘Selamat sejahtera atas kamu! Dan kamu sampai dalam keadaan baik, maka masuklah kamu ke dalamnya untuk selama-lamanya. Dan, mereka akan berkata ‘Segala puji bagi Allah , Yang telah membenarkan kepada kami janji-janji-Nya dan telah mewariskan bumi kepada kami, kami akan bertempat tinggal di Surga di mana pun kami menghendaki. Maka, alangkah baiknya ganjaran orang-orang yang beramal (Az-Zumar, 39:74-75)



-----oo0oo-----



0 komentar:

 
Taman Islam is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com