Selasa, 24 Maret 2009

Nama Ghulam Ahmad Sempurna sedang Nama Alloh tidak

. Selasa, 24 Maret 2009



ييَتِمُّ اسْمُكَ وَلاَ يَتِمُّ اسْمِي
(Yatimmu ismuka walaa yatimmu ismiy)

Artinya: Namamu sempurna dan nama-Ku tidak sempurna.

Sebagian Ulama keberatan mengakui pernyataan tersebut sebagai wahyu dari Alloh swt, karena pernyataan itu bukan saja mustahil bagi-Nya, bahkan pernyataan itu merupakan penghinaan terhadap-Nya, karena menganggap Hadhrot Mirza Ghulam Ahmad as lebih hebat daripada Penciptanya.

Jawaban Ahmadiyah:
a. Keberatan Ulama tersebut disebabkan karena kurangnya ilmu atau sengaja memprovokasi umat dengan menebarkan fitnah agar mereka menaruh kebencian dan penyerangan kepada Pendiri Ahmadiyah dan Jamaahnya, karena berkenaan dengan wahyu tersebut, sebenarnya Hadhrot Masih Mau‘ud ‘alaihis salam sendiri telah menjelaskan sebagai berikut:

يَا أَحْمَدُ يَتِمُّ اسْمُكَ وَلاَ يَتِمُّ اسْمِي أَيْ أَنْتَ فَانٍ يَنْقَطِعُ تَحْمِيدُكَ وَلاَ يَنْتَهِي مَحَامِدُ اللهِ فَإِنَّهَا لاَ تُعَدُّ وَلاَ تُحْصَى
Artinya: Wahai Ahmad namamu akan tamat, berakhir dan nama-Ku tidak akan tamat, tetap abadi, yakni engkau akan binasa, kesempurnaan dan pujianmu akan habis, sedangkan pujian-pujian kepada Alloh Tuhanmu tidak terbatas dan tetap abadi., karena pujian-pujian itu tidak terbatas dan tidak dapat dihitung.(Barohin Ahmadiyah, jilid IV, hal. 242, catatan kaki dibawah catatan kaki)

b. Di dalam buku Khutbah Ilhamiyah hal. 10 Hadhrot Masih Mau‘ud ‘alaihis salam menulis demikian:
إِذَا أَنَارَ النَّاسُ بِنُورِ رَبِّهِ أَوْ بَلَغَ اْلأَمْرُ بِقَدَرِ الْكِفَايَةِ فَحِيْنَئِذٍ يَتِمُّ اسْمُهُ وَيَدْعُوهُ رَبُّهُ وَيُرْفَعُ رُوحُهُ إِلَى نُقْطَتِهِ النَّفْسِيَّةِ
Artinya: Ketika manusia telah disinari dengan cahaya Tuhannya atau urusan pertablighan telah menjadi sempurna dengan ukuran yang cukup, maka ketika itu namanya menjadi sempurna dan Tuhannya memanggilnya serta ruhnya diangkat ke sisi-Nya.

Maksudnya, ketika manusia dikenakan pakaian-pakaian khilafat secara sempurna dan setelah hamba ini tinggal di bumi sampai waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kemauan Tuhan supaya manusia disinari cahaya petunjuk, dan ketika manusia telah disinari cahaya Tuhannya atau urusan pertablighan telah menjadi sempurna, maka ketika itu namanya menjadi sempurna dan Tuhan memanggilnya serta ruhnya diangkat ke sisi-Nya. Jadi, maksud wahyu tersebut adalah engkau akan diwafatkan, sedangkan Aku (Tuhan), tidak akan pernah wafat, bahkan akan tetap abadi.



0 komentar:

 
Taman Islam is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com